Pages

Sabtu, 02 April 2011

Love is like Bertie Bott’s Every Flavour Beans

Cinta itu adalah suatu hal yang nggak pasti banget. Yang memiliki beraneka macam rasa, yang kita nggak tahu rasa apa yang nantinya akan kita dapat dan kita rasakan.
Simplenya gini deh, cinta itu ibarat Kacang-Segala-Rasa Bertie Bott yang ada di buku Harry Potter. Setiap beli, kita nggak tahu, di kemasan itu kacang, rasa apa aja yang kita dapet. Jadi, ada efek deg-deg-serrr gitu waktu mau makan. Beruntung banget kalau dapet rasa strawberry atau tutty fruty, yakin seyakin-yakinnya persen, pasti bikin happy. Agak sial nih, kalau dapetnya rasa cabai, brokoli. Rada banyak sialnya kalo dapet rasa-rasa yang aneh semacam kari ayam. Dan yakin bakal ngrasa sial banget kalau dapet rasa telur busuk, cacing tanah, kaus kaki kotor, kotoran telinga. Arghhhhhh, bayanginnya ada udah buat males plus mual-mual. Apalagi ngrasainnya. Huekkk. Sumpah, nggak terbayangkan. Tapi, justru hal-hal yang nggak terbayangkan gini yang mungkin, 50% lebih, kita temui dan nggak bisa kita hindari nantinya.

Siapa sih yang nggak pengin punya cinta rasa strawberry atau rasa jelly, weitsss, kebayang deh enak banget. Dan seperti itulah kita, selalu ngebayangin yang enak-enak tentang cinta. Tanpa siap menghadapi rasa lain yang ternyata udah bersemayam dan menghadang di depan semuanya. Tapi, persepsi orang beda-beda. Emang, nggak semua ngebayangin cinta itu enak-enak. Ada yang liat dari versi nggak enaknya. Ada juga yang liat dari dua versinya. Dan itu yang mereka jadikan pedoman untuk melangkah ke depan menyaksikan dan merasakan sendiri tentang kisah cinta mereka.
Istilah gampangnya, cinta nggak selalu di rasa enak, tapi ada pahitnya.
Gini nih, kalau seupama kita dapat cinta yang rasa strawberry, kerasa kecut-kecut gimana, tapi enak dan seger. Nggak bikin kapok buat ngrasain lagi-lagi atau lagi. Kalau cinta yang berasa makan brokoli, mungkin emang nggak enak rasanya atau berkesan ‘ihhhh’ banget, tapi dibalik rasanya itu, ada semacam manfaat besar yang terselubung, yang baik buat ke depannya nanti. Kayak istilah, don’t judge a book by it’s cover. Nah, agak ribet lagi kalau dapet yang rasa obat atau brotowali. Sumpah, pait banget. Males banget buat ngrasainnya. Tapi namanya obat, mau nggak mau juga harus nelen dan ngrasain, karena di balik si obat yang pait luar biasa itu, ada khasiat yang ampuh bin mujarab untuk menyembuhkan. Kalau istilah pribahasanya sih, berakit-rakit dahulu, senang-senang kemudian. Dan sialnya, kalau dapet yang rasa, contoh gampangnya kotoran telinga. Bayanginnya aja udah ogah, apalagi ngrasainnya. Dan sialnya, juga nggak ada manfaatnya sama sekali. Cuma bikin merana. Nah, ini yang dianamakan, sudah jatuh, tertimpa tangga, atau berakit-rakit ke hulu, tenggelam kemudian. Kesannya sadis bin anarkis.
Tapi kita nggak tau, rasa apa yang nantinya kita rasain. Kita cuma bisa ngebayangin, menerka-nerka, berharap. Setelah itu, tutup mata, ambil salah satu kacangnya. Dan jeng jeng jengggg ……
Jadi, rasa apakah cintamu?

http://sambelpecelpedes.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 My Little Home. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Web Design.