Pages

Sabtu, 02 April 2011

Cinta Tidak Membutuhkan Pengorbanan

Kata orang cinta butuh pengorbanan. Benarkah demikian? Untuk memahami lebih lanjut, mari meneropong apakah arti kata pengobanan itu? Pengorbanan berasal dari kata dasar korban, yang artinya adalah (1) pemberian untuk menyatakan kebaktian, kesetiaan, dsb; (2) orang, binatang, dsb yang menjadi menderita (mati dsb) akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, dsb.
Berkorban artinya adalah (1) menyatakan kebaktian, kesetiaan, dsb, (2) menjadi korban; menderita (rugi dsb); (3) memberikan sesuatu sebagai korban. Mengorbankan artinya (1) memberikan sesuatu sebagai pernyataan kebaktian, kesetiaan, dsb: (2) menjadikan sesuatu sbg korban. Pengorbanan artinya adalah proses, cara, perbuatan mengorbankan
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan, korban adalah orang yang menderita (mati,dsb) akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, dsb. Pertanyaannya untuk cinta, maukah kita atau pasangan menjadi orang yang menderita karena cinta? Bukankah tujuan cinta adalah untuk mewujudkan kebahagiaan? Siapa yang mau dikorbankan? Kita atau pasangan kita?

Selama ini kita mendengar slogan atau motto bahwa cinta membutuhkan pengorbanan, itu artinya cinta membutuhkan cara, proses dan perbuatan mengorbankan. Berkorban artinya adalah menjadi korban, menderita rugi. Betapa mengerikannya kata-kata itu bila disandingkan dengan cinta. Kata korban, mengorbankan, dan pengorbanan hanya cocok dan baik artinya ketika disandingkan dengan upacara/ritual keagamaan atau negara karena terdengar heroik. Tetapi tidak untuk cinta.
Cinta tidak membutuhkan pengorbanan, karena memang tidak ada yang akan menjadi korban yang dirugikan. Dalam cinta, keduanya baik perempuan maupun laki-laki adalah, orang yang beruntung dan diuntungkan. Tidak ada yang perlu berkorban, cinta tidak diciptakan untuk merugikan diri sendiri atau merugikan pasangan kita. Keduanya justru saling menguntungkan dan diuntungkan, karena saling memberi dan menerima.
Cinta itu diciptakan untuk melengkapi dan membahagiakan satu dengan yang lain. Adakah orang yang menikah atau berpacaran karena ingin menderita, berkorban bagi pasangannya atau dikorbankan oleh pasangannya? Adakah yang demikian?Hubungan percintaan antara sepasang kekasih dengan hubungan antara orang tua dan anak, jelas berbeda. Orang tua terhadap anak, itulah pengorbanan, sedangkan dengan kekasih tidak.Orang tua melakukan apapun untuk anak, tidak mengharapkan kembali.Kalau dengan kekasih/pasangan, kita menuntut take and give. Bila tak terpenuhi, bisa bercerai. Sedangkan dengan anak, mana mungkin tidak menganggapnya anak lagi?
Apabila kita memberikan sesuatu untuk pasangan kita, itu sama sekali bukan berkorban. Pemberian kita adalah ungkapan cinta kita kepada pasangan, sehingga kita memberikan sesuatu kepada pasangan kita. Motivasinya jelas yaitu sebagai ungkapan cinta dan tanda sayang. Kita melakukannya dengan tulus, untuk menyenangkan pasangan, dan untuk memuaskan diri sendiri, karena telah berhasil menyenangkan pasangan. Bukankah kita akan sangat bangga jika kita bisa menyenangkan pasangan kita?
Kalau cinta itu membutuhkan pengorbanan, jangan bercinta. Rugi. Ubahlah paradigma sekaligus persepsi kita yang terlanjur keliru, karena mempercayai bahwa cinta membutuhkan pengorbanan. Cinta tidak mengorbankan siapapun, cinta justru menyempurnakan kedua orang yang saling cinta itu. Cinta tidak merugikan siapapun, karena apapun yang kita lakukan untuk pasangan kita, tidak bertujuan untuk merugikan kita. Apa yang kita lakukan dan berikan kepada kita, itulah wujud cinta.
Pengorbanan hanya menunjukkan kelemahan cinta, karena harus ada yang jadi korban. Cinta itu anugerah, maka berbahagialah. Banyak orang sengsara karena tidak punya cinta, begitu syair lagu yang dinyanyikan oleh Doel Sumbang. Jadi siapa yang menderita di sini? Orang yang tidak memiliki cinta. Siapa yang diuntungkan? Orang yang mencintai dan dicintai. Siapa yang dirugikan dalam cinta? Tidak ada. Keduanya diuntungkan. Kalau ada yang merasa dirugikan, itu bukan cinta. Itu bisnis. Kalau cinta dijalani dengan keterpaksaan, itu bukan cinta, tetapi penindasan.
Dengan cinta kita berbagi suka dan duka, dengan cinta hidup jadi lebih indah. Karena cinta, hidup kita menjadi lebih berarti. Dengan cinta, kita kuat menghadapi tantangan hidup yang berat, karena ada pasangan yang menopang kita dan menolong kita. Cintalah yang memberi warna yang indah dalam hidup.
Ingat pepatah, cinta membuat tahi kucing serasa coklat? Itu peribahasa yang lebai sebenarnya, namun tepat untuk menggambarkan kehebatan cinta. Cinta dapat membuat sesuatu yang tidak baik,tidak enak dan tidak indah, menjadi baik,enak dan indah.
Memang untuk mendapatkan cinta yang indah itu, kadang diperlukan upaya yang ekstra. Namun upaya itu bukanlah pengorbanan, karena ada upah yang menantinya, yaitu cinta yang indah itu. Kalau cinta sudah tak lagi indah, maka bukan cinta yang salah, karena cinta tidak pernah salah. Orang yang menjalanilah yang salah. Nikmatilah cinta itu kawan, karena cinta tidak. (lagi) membutuhkan pengorbanan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 My Little Home. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Web Design.